Thursday 8 May 2014

Perempuan macho

Beberapa hari yang lepas, hati perempuan macho macam aku baru dipatah-patahkan, macam aku la tapi bukan aku.fasa aku dah lepas. Mungkin ada segelintir manusia di atas bumi yang menyangka kalau mematahkan hati perempuan yang macho, it's okay. Takpe, dia kan kuat. Dia boleh get through this. Perempuan tu nanti lambat laun boleh bangkit berdiri semula, no problem. Kalau ada yang kedua, yang lebih manja dan tak macho sangat, itu tak boleh ditinggalkan, nanti meroyan sampai mampus, susah. Jadi lebih baik perempaun yang macho itu ditinggalkan. Sebab dia mungkin dah biasa, hati dia dah kental.

Shit.

Mungkin segelintir manusia itu terlupa bahawa perempuan macho itu adalah perempuan juga, dan kondisi hati itu tetap sama, tak kira dia macho atau tidak. Hati mentah berdarah kalau dipatah-patahkan, buat cicah sambal kicap dan dimakan dengan nasi, pasti rasanya kurang enak sekali. Rasa sakit yang terasa tetap sama. Tetap bisa.

Mungkin kalau perempuan yang biasa, jika hati dia berdarah dan patah, masih boleh menangis dan meraung. Tapi kau tunggu la nanti empat lima bulan lepas tu, mungkin dia sudah move on. Mungkin setengah tahun selepas itu, dia dah boleh tersenyum. Tapi hati perempuan macho ini kebanyakannya sudah sedia keras, sudah pernah dipatah-patahkan oleh bajingan bajingan terdahulu. Jadi bila dah keras, bila jatuh terhempas, kepingan yang patah bukan setakat dua, mungkin tiga puluh tiga.

Kami mungkin sedikit aggressive, mungkin sedikit angkuh, dan ada ego yang sangat tinggi. But we know what we want, and we pursue it, fast and furious. Because our eyes are selective and picky, and we do not let wild hearts come into our territory. We see those who we want, only those who we want, because we want them. We put efforts, we go beyond the distance, kami berikan masa dan ruang, walau tiada komitmen ataupun declaration. Kenapa? Sebab kami percaya akan konsep memberi tanpa  menerima. 

And the least you could do is to not break our hearts. Or atleast break it nicely.

Perempuan yang hatinya  macho tidak menangis dalam diam. Bahkan, kami tidak akan menangis langsung. Bukannya sebab tak sedih, tapi sebab kami faham yang bila kalau perasaan sudah tidak mutual, buat apa dipaksa lagi? Buat apa mengharap? Ya, deep down in ourselves, mungkin kami agak pesimis. But you wouldn't blame us for that, would you? Ada banyak lagi perkara yang memerlukan tangisan kami. Bila tengok mak bapak takde duit, misalnya, dan kami perlu keluar bekerja sambil belajar to put food on the table, to fend for ourselves. Nak meroyan pasal hati yang patah? Mahu, tapi tiada masa.

And this actually apply to everybody, bukan setakat perempuan macho je. If you think that you can hurt someone and treat them like a complete jerk just because they seems to be strong enough to handle it, no, you are wrong. Because a person that truly love you for who you are will embrace your bullshits, treat you nicely even when you stabbed them in the face, and will always be stupid enough to crawl back to you.

And maybe when it's gone, you finally realize that their feelings are real, and you've lost the love.

No comments:

Post a Comment